Wednesday, 3 April 2013

Prinsip Bernoulli pada Pesawat Terbang



p + ½ rv2 + r g y = konstan (tetap)

dengan p = tekanan fluida, r = massa jenis fluida , v = laju fluida, y = ketinggian naiknya fluida, dan g = percepatan gravitasi bumi.


Apabila aliran fluida itu tidak dinaikkan maka nilai y = 0 disetiap tempat, sehingga persamaan di atas menjadi lebih sederhana, yaitu: 


p + ½ rv2 = konstan (tetap)


Persamaan ini menyatakan bahwa apabila laju aliran fluida bertambah besar, maka tekanan fluida di tempat itu menjadi lebih kecil, dan sebaliknya. Oleh karena itulah, pesawat terbang yang bersayap dapat naik ke angkasa, karena tekanan udara di bagian atas sayap lebih kecil daripada tekanan udara di bagian bawah sayap. Mengapa hal ini terjadi?
Bentuk sayap pesawat terbang
Bagian atas sayap pesawat dibuat lebih lengkung daripada bagian bawah sayap pesawat. Hal ini menyebabkan pada saat pesawat digerakkan ke arah depan, laju aliran udara di bagian atas sayap pesawat akan lebih cepat daripada laju aliran udara di bagian bawah pesawat, karena waktu tempuh (t) aliran udara di kedua bagian sama sedangkan panjang lintasan (s) yang dilalui udara di bagian atas lebih panjang dari pada panjang lintasan di bagian bahwa pesawat (ingat v = s / t). Akibat dari laju udara di bagian atas sayap lebih cepat daripada laju udara di bagian bawah sayap, maka tekanan udara di bagian atas menjadi lebih kecil daripada tekanan udara di bagian bawah sayap. Akibat dari perbedaan tekanan inilah maka sayap pesawat akan terangkat oleh gaya ke atas (ingat, ini bukan gaya apung).

semoga informasi di atas bermanfaat ^_^